Tips Trading ala George Soros, kiat Sukses Dari trader dunia!

tips trading ala george soros– George Soros adalah seorang spekulator terkenal di dunia. Ia menjadi sorotan dunia internasional di bulan September 1992, ketika mempertaruhkan $10 milyar pada spekulasi mata uang. Saat itu ia mengambil posisi short pada poundsterling Inggris. Prediksi Soros ternyata benar. Hanya dalam satu hari perdagangan ia menghasilkan keuntungan sebesar $1 miliar. Total keuntungannya pada transaksi itu hampir mencapai $ 2 miliar. Akibatnya, ia terkenal dikenal sebagai “orang yang membangkrutkan Bank of England”.

Soros juga terkenal dengan Quantum Fund. Perusahaan tersebut menghasilkan return tahunan rata-rata lebih dari 30% saat Soros menahkodainya. Soros juga sosok yang kontroversial. Ia diduga sebagai “pemicu” di belakang krisis keuangan Asia pada tahun 1997, saat ia memiliki bertaruh melawan baht Thailand. Selain itu ia juga dikenal aktif dalam politik dan filantropi. Apa yang bisa kita pelajari tentang trading dari George Soros?

Sebelum Itu Sebaiknya Kita mengenal dulu siapa sih George Soros itu ?

Siapa Itu George Soros ?

Salah satu orang terkaya, George Soros memiliki kekayaan bersih USD8,6 miliar (Rp124 triliun). Soros merupakan pendiri dan ketua Soros Fund Management LLC. Dia berada di peringkat 56 orang terkaya di Amerika oleh Forbes dan orang terkaya ke-162 secara global.

Soros mengumpulkan kekayaannya sebagai salah satu spekulan terbesar dunia di pasar keuangan global. Taruhannya yang terkenal melawan pound Inggris pada tahun 1992 menghasilkan keuntungan lebih dari USD1 miliar dan memberinya gelar “orang yang merusak Bank of England”.

Quantum Fund miliknya menghasilkan pengembalian tahunan 35% selama 25 tahun. Selain itu, kegiatan filantropisnya telah menuai banyak pujian, sementara pernyataan politiknya memicu banyak kontroversi.

George Soros lahir di Budapest, Hongaria, pada 12 Agustus 1930. Nama belakang kelahiran Yahudinya adalah Schwartz. Ayahnya mengubah nama belakangnya menjadi Soros pada tahun 1936 untuk menghindari potensi masalah dengan agama mereka. Ayah George Soros, Tivadar, adalah seorang tahanan Perang Dunia I selama Revolusi Rusia, yang berhasil melarikan diri dari Rusia untuk bergabung kembali dengan keluarganya di Budapest.

Ironisnya, pada tahun 1981 Quantum Fund menderita kerugian yang pertama kali. Setelah itu, Soros mengambil jeda dari investasi dan mengalihkan pengelolaan dana Quantum ke orang lain. Pada tahun 1984, Soror pun kembali berinvestasi penuh waktu.

Dalam waktu berselang satu tahun, dana investasi tersebut menghasilkan pengembalian 122% pada tahun 1985, dan melebihi USD1,57 miliar dalam aset yang dikelola pada tahun 1986.

Pada tahun 1988, Soros merekrut Stan Druckenmiller untuk mengawasi dana Quantum. Pada tahun 1989, Druckenmiller menghasilkan prestasi segudang mulai dari peningkatakan laba dan keuntungan empat tahun berturut-turut. Druckenmiller-lah yang membuat short terkenal terhadap pound Inggris pada musim panas 1992 yang menghasilkan keuntungan USD1 miliar. Ini diikuti oleh short terhadap krona Swedia pada November 1992 yang menghasilkan keuntungan USD1 miliar lagi.

Soros diperkirakan telah memperbesar kekayaan pribadinya sebesar USD650 juta tahun itu. Pada 1993, aset yang dikelola telah melonjak menjadi USD8,3 miliar

Pada tahun 2011, Soros Fund Management beralih ke kantor keluarga, menutup pintunya bagi investor luar dan mengembalikan sekitar USD1 miliar uang klien. Dari awal hingga penutupan, dana tersebut menghasilkan investor USD43,9 miliar, dikecilkan hanya oleh USD58,5 miliar yang diperoleh oleh dana Bridgewater Ray Dalio.

tips trading ala george soros

Ilmu trading yang sudah banyak diterapkan oleh para trader profesional dan terbukti membuahkan hasil bisa menjadi penyemangat bagi kamu untuk turut mengikuti jejak kesuksesan mereka. Namun, perlu diingat bahwa keberhasilan ilmu trading yang digunakan oleh kebanyakan trader profesional membutuhkan waktu untuk dipelajari dan dipraktikkan secara konsisten. Hal ini berlaku untuk segala strategi trading seperti scalping, swing trading, dan lain sebagainya.

Cara pandang trader pemula yang menganggap bahwa strategi trading tidak memerlukan pengetahuan khusus tidaklah benar. Untuk bisa memaksimalkan potensi profit dari strategi trading yang kamu terapkan, perlu adanya pengetahuan yang mendalam dan banyak latihan. Lalu bagaimana dengan trader profesional sekelas George Soros?

  1. Akurasi Analisa Tidak Menjamin Profitabilitas Trading

“Yang penting bukan soal Anda benar atau salah, tapi berapa banyak yang bisa dihasilkan jika (Anda) benar dan berapa besar kerugiannya saat (Anda) salah.”

Menentukan rasio untung rugi merupakan salah satu anjuran trading dari George Soros. Sebagai trader, kamu harus mengupayakan agar keuntungan yang diperoleh selalu lebih besar dari jumlah kerugian. Sekalipun kemenanganmu lebih sedikit daripada kekalahan, trading akan tetap sukses jika rasio profitnya lebih tinggi daripada loss-nya.

  1. Ikuti Arus Trend Jika Ingin Bertahan Di Pasar

“Kita akan lebih sering mengalami loss saat melawan trend. Hanya pada saat-saat tertentu saja cara itu mendatangkan keuntungan.”

Melalui ungkapan bijak di atas, Geroge Soros mengajari para trader pemula untuk lebih memprioritaskan trading searah dengan trend ketimbang mengantisipasi pembalikannya. Jikapun merasa lebih cocok dengan strategi reversal, maka kamu bisa mengupayakan untuk meminimalisir kerugian sebaik mungkin. Selain itu, selalu konfirmasi sinyal sebaik mungkin sebelum mengambil keputusan entry dan exit. Jangan menerapkan strategi yang belum kamu uji di akun demo, karena bisa mendatangkan kerugian yang sebenarnya bisa dihindari.

  1. Manajemen Risiko Adalah Kunci

“Inti dari pendekatan saya adalah bahwa berbagai peristiwa (di pasar) tidak bisa diprediksi dengan pasti.”

Dalam hal trading, pergerakan harga memang begitu fluktuatif sehingga kamu tidak bisa sepenuhnya mempercayai analisa yang bersifat prediksi, apalagi perkiraan dari trader lain. Untuk mengatasi risiko dari gejolak pasar yang dikarenakan peristiwa-peristiwa tak terduga di pasar, atur manajemen risiko sebaik mungkin dengan menentukan batas kerugian dan target keuntungan yang realistis.

  1. Jauhkan Emosi Dari Aktivitas Trading

“Jika investasi adalah kegiatan menghibur dan Anda bersenang-senang (dalam melakukannya), kemungkinan Anda (sedang) tidak menghasilkan keuntungan. Investasi yang baik adalah yang membosankan.”

Perlu diketahui, trading adalah kegiatan layaknya bisnis yang memiliki pasang surut dari segi penghasilan. Namun, mungkin banyak trader pemula yang secara agresif mengincar profit besar dalam waktu cepat dan membuat adrenalin mereka terpacu. Umumnya, pada momen tersebut mereka sudah tidak bisa berpikir jernih lagi dan mempertaruhkan uang dalam jumlah banyak meski peluang kemenangannya kecil.

Untuk menghindari hal tersebut, seorang trader sebaiknya menghadapi pasar dengan kepala dingin. Menyoroti peluang entry dan menentukan keputusan-keputusan penting lainnya dalam trading membutuhkan cara pikir yang rasional agar tidak terjebak oleh euforia ataupun ketakutan pasar yang bisa mendatangkan kerugian besar. Karenanya, belajarlah mematangkan psikologi trading jika ingin menjadi trader yang profitable.