Faktor ini Bisa Membuat Bisnis Anda Menuju Kebangkrutan

Kebangkrutan atau yang dalam bahasa Inggris disebut Bankruptcy merupakan kondisi ketika individu atau sebuah organisasi (dalam hal ini termasuk perusahaan), secara hukum dianggap tidak mampu membayar kreditur mereka. Menurut KBBI, bangkrut adalah ketika seseorang atau sebuah bisnis menderita kerugian yang besar sehingga habislah harta bendanya.

Kebangkrutan

Daftar Isi

1. Jenis-Jenis Kebangkrutan

Kebangkrutan juga dikenal dengan istilah likuidasi perusahaan atau penutupan bisnis karena kegagalan yang terjadi di dalam perusahaan. Kegagalan ini bisa terjadi dalam dua bentuk yakni:

  • Kegagalan Ekonomi

Kegagalan ekonomi atau economic distressed terjadi ketika perusahaan kehilangan pendapatan atau uangnya sehingga tidak mampu membiayai kegiatan operasionalnya. Ini artinya tingkat laba perusahaan lebih sedikit dari biaya modal atau nilai arus kas perusahaan yang sekarang lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan semacam ini dapat terjadi jika Cash flow atau arus kas perusahaan yang ada jauh di bawah nilai yang diharapkan.

Kegagalan keuangan juga bisa terjadi ketika tingkat pendapatan investasinya lebih kecil daripada modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk investasi tersebut.

  • Kegagalan Keuangan

Kegagalan keuangan atau financial distressed terjadi ketika perusahaan mengalami kesulitan dana baik dana kas maupun modal kegiatan operasional. Perusahaan bisa mencegah terjadinya kegagalan finansial dengan menggunakan sebagian dari asset liability management.

COBA Download Aplikasi Bisnis Pengelolaan Manajemen Bisnis !!

2. Penyebab Bisnis Anda Bisa Bangkrut

  • Pengelolaan Keuangan Yang Salah

Meskipun terlihat sebagai perusahaan yang sehat, namun ternyata saat ditilik lebih dalam terjadi pengelolaan keuangan yang salah dan menyebabkan bisnis bangkrut. Hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya pengeluaran daripada yang didapatkan.

  • Susah Untuk Bernovasi

Dalam bisnis apa pun dan sesukses apa pun sebuah bisnis, terdapat tuntutan untuk selalu berinovasi. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu peka dalam membaca situasi dan perkembangan di sekitar.

Apalagi dengan adanya transformasi era digital yang sangat dinamis, membuat fleksibilitas dan kepekaan menjadi kunci penting bagi sebuah bisnis untuk bisa bertahan. Perusahaan yang gagal mengikuti tren dan permintaan pasar yang dinamis dapat berbuntut pada kebangkrutan.

  • Kurangnya Dana Untuk Modal

Kekurangan dana untuk modal dapat menyebabkan sebuah bisnis mengalami kebangkrutan. Bagaimanapun, operasional bisnis tidak mungkin berjalan tanpa dana atau modal yang memadai. Namun, beroperasi di luar kemampuan juga bukanlah cara menjalankan bisnis dengan benar.

COBA Download Aplikasi Bisnis Pengelolaan Manajemen Bisnis !!

  • Menyerahkan Kontrol Perusahaan Kepada Orang Yang Salah

Ketika Anda baru memulai bisnis, penting untuk mengetahui kepada siapa saja Anda memberikan kewenangan. Di awal merintis usaha, memiliki kontrol penuh adalah sesuatu yang wajib bagi Anda. Sebagai pemilik, Andalah yang lebih paham mengenai kondisi perusahaan luar dalam. Rasa memiliki yang ada dalam diri juga membuat Anda lebih hati-hati dan penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan.

Bandingkan keadaannya jika Anda menyerahkan tugas besar tersebut pada orang lain. Selain kepercayaan yang belum tentu terjaga, Anda juga akan kehilangan kesempatan melihat dan mengambil kesempatan-kesempatan yang muncul selama mengelola bisnis.

  • Perubahan Pola Konsumsi Pada Konsumen

Perusahaan dituntut untuk harus selalu mengikuti pergerakan selera pasar. Namun, kadang kala terjadinya perubahan selera pasar tidak dapat diatasi dengan berinovasi. Untuk itu, kita harus senantiasa peka untuk membaca peluang-peluang baru yang muncul untuk menghindari bangkrut akibat berubahnya pola konsumsi konsumen selama ini.

Baca Juga: 9 tips bernegosiasi yang baik dan efektif

  • Tidak Efektif & Tidak Efisiennya Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan dianggap efektif ketika tujuan yang diinginkan bisa tercapai dengan tepat sesuai waktu yang ditargetkan. Sementara itu manajemen disebut efisien ketika perusahaan mampu meraih hasil optimal dengan penggunaan sumber daya dan modal yang minimal. Banyak perusahaan yang harus rela kehilangan banyak uang karena gagal menjaga efektivitas dan efisiensi operasionalnya sehingga harus berakhir bangkrut.

  • Jarang Berkomunikasi Dengan Konsumen

Komunikasi yang Anda bangun dengan konsumen bukan hanya sekadar untuk memastikan mereka puas dengan layanan yang diberikan. Ada banyak sekali strategi yang bisa disusun dengan membaca pergerakan pasar termasuk para kompetitor.

Dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan pelanggan ditambah layanan terbaik, Anda bisa mengetahui apa saja yang mereka inginkan. Kedekatan dengan konsumen juga bisa membantu Anda membaca tren sekaligus mengetahui langkah apa yang dilakukan oleh para pesaing Anda. Kalau Anda beruntung dan bergerak dengan bijak, selain menghindari kebangkrutan Anda juga bisa maju selangkah di depan kompetitor.

Baca Juga: Cara Menemukan Mitra Bisnis Yang Efektif Diajak Bekerjasama

  • Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Penyebab paling umum yang bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut adalah keadaan ekonomi yang tidak baik secara global. Ketika perekonomian dunia menurun, pertumbuhan ekonomi juga mengalami penurunan dan bisnis akan menjadi lesu. Banyak orang memilih untuk menyimpan uang ketimbang membelanjakannya. Tingkat konsumsi yang turun ini secara tidak langsung pasti akan memengaruhi bisnis di banyak sektor.

  • Perubahan Kebijakan Pemerintah

Ada banyak sekali alasan kenapa perubahan kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi berjalannya sebuah bisnis bahkan membuatnya bangkrut. Kebijakan pencabutan subsidi, adanya aturan dan tarif baru terkait ekspor dan impor hingga undang-undang perbankan dan tenaga kerja yang memberatkan bisa menjadi faktor penyebab kemunduran sebuah bisnis.

  • Kelangkaan bahan baku

Sebagai bisnis yang produksinya bergantung kepada supplier penyedia bahan baku, harus memiliki rencana cadangan. Terutama saat supplier tidak bisa lagi memenuhi permintaan bahan baku, maka produksi secara otomatis akan terganggu.

Oleh sebab itu, sebaiknya kita membuat rencana cadangan dengan memiliki pemasok kedua atau perencanaan stok bahan baku yang lebih baik.

  • Tidak mengamati kompetitor

Dalam menjalankan bisnis, tentu kita akan memiliki kompetitor atau pesaing. Terlalu fokus pada kondisi internal dan mengabaikan pergerakan kompetitor juga bisa membuat perusahaan bangkrut karena kita tidak siap bertarung.

Apalagi jika competitor rajin melakukan inovasi dan terus beradaptasi dengan permintaan pasar. Jadi, mengamati kompetitor adalah salah satu langkah penting yang harus dilakukan pebisnis untuk menghindari kebangkrutan.

Baca Juga: 8 Tips Dan Cara Menghadapi Kompetitor Sebagai Seorang Pengusaha

Indikator sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan

Sejatinya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memprediksi potensi kebangkrutan yang akan dialami oleh sebuah perusahaan. Simak beberapa potensi atau sinyal bangkrut berikut ini:

  • Memberikan diskon besar-besaran kepada pelanggan untuk meningkatkan pembayaran sebagai akibat dari cashflow yang buruk.

  • Bank menangguhkan pinjaman-pinjaman perusahaan.

  • Bahan baku produksi terbatas atau berkurang.

  • Karyawan yang menduduki posisi penting meninggalkan perusahaan.

  • Pajak penghasilan tidak dibayar.

  • Perusahaan menerima kontrak di bawah nilai jual standar demi mendapatkan uang tunai.

  • Meningkatnya keluhan pelanggan tentang kualitas pelayanan dan produk.

Download Aplikasi Bisnis Pengelolaan Manajemen Bisnis !!

Tips Untuk Menghindari Kebangkrutan

Mengalami bangkrut adalah mimpi terburuk pemilik bisnis. Dan pada kenyataan, baik bisnis kecil atau bahkan perusahaan besar, tidak lepas dari ancaman kebangkrutan. Yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari dan mencegahnya terjadi pada kita. Simak tips menghindari kebangkrutan berikut ini:

1. Cari bantuan dari pihak yang kompeten

Pilih mentor atau profesional yang memang berkompeten dalam melakukan restrukturisasi perusahaan dan meminimalkan risiko bangkrutnya bisnis serta meningkatkan kinerja operasional bisnis.

2. Jual aset yang tidak diperlukan

Saat diambang bangkrut, jual aset atau peralatan yang tidak lagi dipergunakan selama kurang lebih lima tahun. Pergunakan hasil penjualan aset tersebut untuk membayar utang. Selain itu, dengan menjual aset berarti membersihkan aset yang tidak digunakan dan menggantinya dengan aset yang lebih bermanfaat serta tidak memberatkan kegiatan operasional bisnis.

3. Memprioritas Untuk Pembayaran Hutang

Pembayaran hutang adalah prioritas penting dalam keuangan bisnis. Untuk itu, selalu sisihkan dana untuk pembayaran utang kepada kreditur. Jangan sampai merusak kepercayaan kreditur karena kegagalan pembayaran utang. Pasalnya, dunia bisnis dibangun melalui kepercayaan.

4. Restrukturisasi Hutang

Restrukturisasi hutang merupakan proses mengubah ketentuan utang untuk memberikan kemudahan kepada debitur dalam membayar kembali hutangnya. Kita dapat meminta restrukturisasi hutang ini kepada pihak kreditur dengan memperpanjang periode pembayaran atau merestrukturisasi jumlah pokok hutang.

Namun, tentu saja feedback yang didapatkan akan tergantung pada persetujuan kreditur. Setelah terjadinya kesepakatan restrukturisasi utang ini, diharapkan perusahaan dapat membayar utang dengan lancar.

5.  Tinjau & Kendalikan Pengeluaran Bisnis

Untuk bisa menghindari bangkrut, upayakan untuk mengendalikan pengeluaran bisnis dengan mengurangi pengeluaran yang dirasa tidak penting dan efektif. Tinjau keuangan bisnis, kurangi pengeluaran dan pergunakan dana yang ada secara maksimal untuk operasional harian.

Contoh kasus kebangkrutan 

Di masa kejayaannya, beberapa perusahaan ini mampu merajai pasar karena produknya berhasil menarik perhatian konsumen. Namun, seiring berjalannya waktu, perusahaan-perusahaan ini tidak sanggup lagi mempertahankan kejayaannya. Apa saja?

  • Forever 21

Perusahaan ritel fashion asal Amerika Serikat ini baru saja mengumumkan bangkrutnya bisnis yang telah berdiri sejak tahun 1984 dan memiliki 815 toko di 57 negara ini. Bangkrutnya Forever 21 ini menambah panjang bisnis retail tradisional yang menghadapi masalah di tengah berkembangnya tren belanja online dan siklus mode yang semakin pendek. Selain itu, Forever 21 juga terbebani dengan tingkat utang dan biaya sewa toko yang tinggi.

  • Kodak

Kegagalan berinovasi merupakan penyebab bangkrutnya Kodak. Padahal, Kodak adalah pelopor di bidang fotografi dan kamera yang sempat tumbuh dengan pesat hingga sempat memonopoli penjualan kamera di pasaran.

  • 7-Eleven Indonesia

Bangkrutnya 7-Eleven Indonesia sempat menjadi trending topic. Bisnis convenience store dari PT. Modern Sevel Indonesia ini telah eksis di Indonesia sejak tahun 2009, namun mengalami kebangkrutan di tahun 2017 lalu. Padahal, 7-Eleven merupakan pelopor convenience store pertama di Indonesia yang lalu diikuti oleh beberapa kompetitor lainnya.

Ada empat penyebab bisnis yang juga sering disebut Sevel ini bangkrut. Ekspansi bisnis yang sangat cepat dan agresif, biaya operasional yang tinggi, kerugian keuangan serta daya beli masyarakat yang menurun adalah faktor penyebab Sevel harus menutup 187 gerainya.

  • Nokia

Di awal masuknya smartphone ke Indonesia, nama Nokia adalah yang paling menggema. Perusahaan ponsel asal Finlandia ini memproduksi ponsel untuk hampir semua protokol telekomunikasi utama termasuk GSM, CDMA hingga W-CDMA. Di zamannya, tidak ada perusahaan lain yang bisa mengalahkan kecanggihan produk-produk Nokia.

Ponsel sejuta umat ini akhirnya harus gagal di pasaran dengan munculnya berbagai teknologi baru. Android milik Google dan iOS milik Apple menguasai pasaran, menggantikan sistem operasi Symbian yang dulu jadi kebanggaan Nokia. Tidak mampu mengejar euforia pasar, Nokia akhirnya memutuskan menjual merek dagangnya kepada Microsoft pada tahun 2014 lalu.

  • Yahoo!

Kemunculan pesaing merupakan salah satu penyebab bisnis bangkrut. Hal ini dialami langsung oleh Yahoo!. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1994 ini sempat menjadi raja internet dengan berbagai fiturnya yang menarik seperti Yahoo! Messenger dan layanan emailnya.

Yahoo! sempat akan mengakuisisi Google dan Facebook. Tapi karena waktu itu tidak ada kesepakatan harga dengan pemiliknya, akuisisi itu gagal. Ada banyak hal yang diduga menjadi pemicu kenapa perusahaan digital yang didirikan oleh Jerry Yang dan David Filo ini akhirnya resmi berhenti beroperasi.

Yahoo! dianggap mengalami krisis jati diri. Kebingungan untuk memilih ingin menjadi perusahaan teknologi atau media adalah salah satu faktor kenapa Yahoo! kalah saing dan mulai meredup. Di sisi lain muncul Google yang hadir dengan segudang inovasinya. Tidak heran jika Yahoo! harus benar-benar mengaku menyerah dengan menyatakan bangkrut di akhir 2017 ini.

Jika mengalami bangkrut, apa yang harus dilakukan?

Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Pasalnya banyak sektor yang terdampak dan tidak bisa beroperasi dengan maksimal. Selain itu daya beli masyarakat pun ikut melemah karena kondisi yang tidak pasti ini.

Jika perusahaan bangkut, apa yang harus kita lakukan? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar bisnis cepat pulih.

1. Ketahui penyebab bangkrut

Cari tahu, apa penyebab bisnis kita mengalami kebangkrutan? Identifikasi kesalahan dan kekurangan yang menyebabkan perusahaan bangkrut agar kita bisa memperbaikinya sedikit demi sedikit. Selain itu, mengetahui kesalahan bisa membuat kita belajar dan menghindari untuk mengulanginya kembali di masa mendatang.

2. Manfaatkan aset yang masih tersisa

Saat bangkrut, mungkin masih banyak alat usaha yang masih tersisa. Rawatlah dan selamatkan sisa-sisa aset tersebut dan jangan dibiarkan. Sisa aset tersebut bisa disewakan kepada orang lain sehingga bisa menghasilkan pemasukan setelah bangkrut atau bisa juga digunakan untuk tambahan aset jika ingin memulai bisnis kembali.

Begitu pula dengan aset nonbarang seperti klien atau partner, mitra bisnis, dan sumber daya, bisa tetap dimanfaatkan dengan menjalin komunikasi yang baik. Siapa tahu suatu saat kita akan membutuhkan mereka kembali untuk membangun bisnis kita.

3. Manajemen Hutang

Jika masih ada tanggungan utang setelah bangkrut, kita harus segera menyelesaikannya. Apalagi biasanya utang ini berasal dari modal usaha atau tagihan yang belum dilunasi.

Meski dalam kondisi sulit, kita harus terbuka akan kondisi usaha yang sedang dihadapi kepada pihak yang memberi pinjaman. Jujurlah akan kondisi kita secara rinci dan mintalah keringanan, setelah itu lunasilah utang-utang tersebut sesegera mungkin.

4. Berkonsultasi dengan orang yang tepat

Jika kebangkrutan disebabkan oleh sistem manajemen usaha yang buruk, segeralah berkonsultasi dengan seorang konsultan bisnis. Konsultan biasanya akan menawarkan solusi akan kondisi yang sedang kita alami dan memberikan arahan yang tepat sehingga kita akan lebih mudah bangkit dari keterpurukan.

Nah itu tadi penyebab serta tips untuk menghindari bangkrut. Buat kita yang mau atau sedang menjalankan bisnis, ada baiknya perhatikan hal tersebut agar bisnisnya bertahan lama dan bahkan bisa dikenal banyak orang.

COBA Download Aplikasi Bisnis Pengelolaan Manajemen Bisnis !!